JAKARTA,DJOURNALIST.com – Setiap tahun penggunaan kredit Buy Now Pay Later (BNPL) masyarakat mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi.
Per Januari 2025, baki debet kredit BNPL melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) tumbuh 46,45 persen secara tahunan atau pada Desember 2024 sebesar 43,76 persen.
“Untuk porsi kredit Buy Now Pay Later (BNPL) perbankan tercatat sebesar 0,29 persen, namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan,” terang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae, dalam keterangannya, kemarin.
Dari pertumbuhan tersebut di periode yang sama transaksi pada penggunaan pay later mencapai Rp22,57 triliun, dengan jumlah rekening mencapai 24,44 juta dari periode sebelumnya atau pada Desember 2024 sebesar 23,99 juta rekening.
Sebelumnya, OJK juga mencatat terjadinya pertumbuhan kredit secara nasional sebesar 10,27 persen secara tahunan atau mencapai Rp7.782 triliun. Dalam capaian pertumbuhan kredit perbankan ini sangat dipengaruhi pada kredit investasi dengan perolehan tertinggi sebesar 13,22 persen. Selanjutnya, kredit konsumsi 10,37 persen, dan kredit modal kerja sebesar 8,40 persen.
“Jika ditinjau dari kepemilikan, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 10,98 persen yoy. Berdasarkan kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 15,81 persen, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 2,88 persen,” jelas Dian Ediana.
Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh sebesar 5,51 persen yoy menjadi Rp8.879,2 triliun, dengan giro yang tumbuh sebesar 6,86 persen, tabungan tumbuh 6,59 persen, dan deposito melalui pertumbuhan 3,49 persen secara tahunan.(***)
Comment