JAKARTA,DJOURNALIST.com – Pertumbuhan kredit secara nasional masih menunjukkan capaian positif dengan menunjukkan pertumbuhan double digit growth sebesar 10,27 persen secara tahunan atau mencapai Rp7.782 triliun.
Sementara, dalam capaian pertumbuhan kredit perbankan ini sangat dipengaruhi pada kredit investasi dengan perolehan tertinggi sebesar 13,22 persen. Selanjutnya, kredit konsumsi 10,37 persen, dan kredit modal kerja sebesar 8,40 persen.
“Jika ditinjau dari kepemilikan, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 10,98 persen yoy. Berdasarkan kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 15,81 persen, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 2,88 persen,” jelas Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae, dalam keterangannya, kemarin.
Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh sebesar 5,51 persen yoy menjadi Rp8.879,2 triliun, dengan giro yang tumbuh sebesar 6,86 persen, tabungan tumbuh 6,59 persen, dan deposito melalui pertumbuhan 3,49 persen secara tahunan.
Likuiditas industri perbankan pada Januari 2025 tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) sebesar 114,86 persen dengan threshold sebesar 50 persen, dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 26,03 persen, dan diatas threshold 10 persen. Adapun Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 211,20 persen.
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,18 persen dan NPL net sebesar 0,79 persen. Loan at Risk (LaR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 9,72 persen.
Meskipun meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, namun rasio NPL gross menurun pada bulan sebelumnya yakni 2,35 persen, dan LaR menurun 11,6 persen. Rasio LaR tersebut juga di bawah level sebelum pandemi yaitu sebesar 9,93 persen pada Desember 2019,” jelas Dian.
Secara umum, tingkat profitabilitas bank (ROA) sebesar 2,34 persen atau menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien dan stabil. Ketahanan perbankan juga tetap kuat tecermin dari permodalan (CAR) yang berada di level tinggi yaitu sebesar 27,05 persen.
“Hal ini kami anggap berhasil menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah kondisi ketidakpastian global,” terangnya.
Comment