RDK OJK: Stabilitas Industri Keuangan Nasional Masih Bertahan

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Sirega

JAKARTA – Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) masih terjaga stabil di tengah dinamika perekonomian global dan domestik

Kinerja perekonomian terjaga stabil, di mana sepanjang 2024 perekonomian tercatat tumbuh 5,03 persen,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, dalam keterangannya, kemarin.

Lanjutnya, tingkat inflasi headline (CPI) stabil di level 1,57 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dengan inflasi inti 2,26 persen yoy. Surplus neraca perdagangan juga berlanjut dan cadangan devisa meningkat. Sementara itu, PMI Manufaktur tercatat stabil di zona ekspansi. ​

Mahendra mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi global 2025 diprediksi masih akan berada dalam level terbatas. Perkembangan terkini perekonomian global menunjukkan pergerakan yang cenderung sideways dengan aktivitas manufaktur dan perdagangan global yang menunjukkan pelemahan.

“Hal ini mendorong stance bank sentral global sedikit dovish ke depan dengan mayoritas bank sentral menurunkan suku bunga kebijakan dalam tiga bulan terakhir,” terang Mahendra.

Di AS, perekonomian dan data ketenagakerjaan tumbuh solid dengan tekanan inflasi yang mereda mendorong perkiraan pasar akan pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) lebih cepat. Meskipun probabilitas pemangkasan pertama 2025 di Mei meningkat, namun pasar terus mencermati arah kebijakan Presiden Trump yang turut memengaruhi kenaikan volatilitas pasar keuangan dan ekspektasi inflasi.

Di Tiongkok, pertumbuhan ekonomi tercatat tumbuh 5,4 persen yoy, di atas ekspektasi pasar seiring peningkatan pada sektor real estate dan jasa keuangan. Namun, permintaan masih cenderung tertahan tercermin dari data Consumer Price Index (CPI) yang mencapai 0,2 persen dan Producer Price Index (PPI) yang melanjutkan kontraksi.

Di sisi lain, pertumbuhan ekspor mendorong surplus neraca perdagangan yang tinggi dan mencapai USD992,16 Miliar sepanjang 2024.

Sektor Jasa Keuangan Sulsel Juga Stabil dan Positif

Kantor Otoritas Jasa Keuangan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar) menilai stabilitas kinerja sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan tetap terjaga stabil dan positif.

Tercapaiannya stabilitas kinerja jasa keuangan tersebut didukung dari intermediasi yang kontributif dan profil risiko yang terjaga. Bahkan, di tengah berbagai dinamika ekonomi, sektor jasa keuangan masih terus berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

“Kinerja industri jasa keuangan di Sulsel masih terlihat stabil pada seluruh sektor. Mulai dari aktivitas perbankan baik bank umum maupun syariahnya, penyaluran kredit UMKM, aktivitas pasar modal, realisasi perasuransiannya dan dan pensiun maupun sektor lainnya,” kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar Darwisman.

Ia menjelaskan, pada sektor bank umum total aset yang dikelola hingga Desember 2024 mencapai Rp203,47 triliun. Kemudian, pada capaian Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp133,59 triliun, sementara untuk realisasi kredit yang disalurkan sebesar Rp164,29 triliun.

Selanjutnya, di sektor perbankan syariah total aset di periode yang sama mencapai Rp17,82 triliun, dengan penghimpunan DPK Rp12,15 triliun, dan penyaluran pembiayaan mencapai Rp14,21 triliun.

“Khusus pada sektor bank syariah, tingkat intermediasi perbankan berada pada level 116,97 persen, dengan tingkat NPF pada level 2,11 persen,” jelasnya.

Lanjut Darwisman, pada kinerja sektor keuangan lainnya seperti realisasi kredit kepada UMKM di Sulawesi Selatan juga tumbuh sebesar 1,98 persen secara tahunan atau menjadi Rp61,52 triliun dengan share sebesar 38,19 persen.

Adapun jika dilihat dari aktivitas pasar modal juga menunjukkan capaian yang positif dari tahun ke tahun. Dimana secara total Single Investor Identification (SID) investor pasar modal di Provinsi Sulawesi Selatan pada posisi Desember 2024 mencapai 400.517 SID. Capaian ini pun menunjukkan pertumbuhan sebesar 25,68 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Comment