MAKASSAR,DJOURNALIST.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa aktivitas pasar saham di wilayah domestik pada periode Oktober 2024 menguat sebesar 1,05 persen secara month to date (mtd) per 29 Oktober 2024 ke level 7.606,60.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, penguatan aktivitas di pasar saham mencatatkan nilai kapitalisasi sebesar Rp12.719 triliun atau naik 1,33 persen mtd atau naik 9,02 persen secara year to date (ytd). Sementara itu, non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp9,50 triliun mtd.
“Secara mtd, penguatan terjadi di hampir seluruh sektor dengan penguatan terbesar di sektor properti, real estate dan teknologi. Sementara jika dilihat pada sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham tercatat Rp12,89 triliun ytd,” terangnya, dalam keterangannya, kemarin.
Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi Indonesia Composite Bond Index (ICBI) melemah 1,10 persen mtd ke level 391,90, dengan yield Surat Berharga Negara (SBN) rata-rata naik 26,06 bps, dan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp14,95 triliun mtd.
Kemudian, untuk pasar obligasi korporasi, investor non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp0,10 triliun mtd. Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp855,89 triliun atau naik 1,52 persen mtd atau naik 3,78 persen secara ytd pada 29 Oktober 2024.
Dimana, dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp504,06 triliun atau naik 0,84 persen mtd, dan tercatat net subscription sebesar Rp7,54 triliun mtd.
Lanjut Inarno, pada penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif, tercatat nilai penawaran umum mencapai Rp159,19 triliun. Di mana Rp4,66 triliun di antaranya merupakan fund raising dari 30 emiten baru.
“Hanya saja, masih terdapat 129 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp43,32 triliun,” sebutnya.
Untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF), sejak pemberlakuan ketentuan SCF hingga 25 Oktober 2024, telah terdapat 17 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK. Masing-masing terdiri dari 650 penerbitan efek, 166.515 pemodal, dan total dana SCF yang dihimpun dan ter administrasi di KSEI sebesar Rp1,26 triliun.
Pada Bursa Karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 29 Oktober 2024, tercatat 90 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 614.454 tCO2e dengan akumulasi nilai sebesar Rp37,09 miliar.
“Cakupan dengan rincian nilai transaksi terdiri dari 26,73 persen di pasar reguler, 23,16 persen di pasar negosiasi, 49,82 persen di pasar lelang, dan 0,29 persen di marketplace,” terangnya.(***)
Comment