MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan realisasi aset perbankan syariah yang berhasil tumbuh 18,55 persen secara year of year (yoy). Pertumbuhan diperiode Juli 2024 ini pun diklaim menjadi pertumbuhan yang tertinggi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) Darwisman mengatakan, dengan pertumbuhan tersebut, aset perbankan syariah per Juli 2024 mencapai Rp15,38 triliun.
Kemudian di periode 2023 aset perbankan syariah di Sulsel sebesar Rp14,58 triliun atau tumbuh 14,73 persen secara yoy.
Selanjutnya, pada penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di sektor perbankan syariah juga berhasil tumbuh sangat tinggi sebesar 23,17 persen atau menjadi Rp11,13 triliun. Kemudian, untuk penyaluran pembiayaan juga tumbuh sebesar 17,46 persen (yoy) menjadi Rp13,09 triliun.
“Pada tingkat intermediasi perbankan Syariah juga berada pada level 117,65 persen dengan tingkat NPF pada level aman yaitu 2,31 persen,” kata Darwisman Kepala OJK Sulselbar dalam keterangan resminya.
Sebelumnya, aset perbankan di wilayah Sulawesi Selatan pada posisi Juli 2024 mencapai Rp198,09 triliun atau tumbuh 8,17 persen secara year of year (yoy). Perolehan aset perbankan yang ada di wilayah ini pun mengalami peningkatan signifikan, jika dilihat pada pencapaian periode 2022 mencapai Rp174,53 triliun, dan di periode 2023 sebesar Rp192,17 triliun.
“Dimana total aset perbankan Sulsel per Juli 2024 diperoleh dari aset bank umum sebesar Rp194,34 triliun, dan aset BPR sebesar Rp3.752.940,” sebut Darwisman.
Kemudian untuk perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,40 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp132,14 triliun dari capaian tahun lalu sebesar Rp127,67 triliun. Adapun kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 8,35 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp161,53 triliun.
“Sementara untuk periode 2023 kredit yang berhasil disalurkan di Sulsel mencapai sekitar Rp157,62 triliun, dan di 2022 sebesar Rp139,29 triliun,” terangnya.
Ia mengaku, untuk penyaluran kredit di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh penyaluran kredit produktif sebesar 55,09 persen. Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, kredit paling banyak disalurkan pada sektor perdagangan besar dan eceran dengan porsi sebesar 23,76 persen atau mencapai Rp38,38 triliun.
Selanjutnya, pada kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 124,58 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 3,02 persen.(***)
Comment