MAKASSAR,DJOURNALIST.com – Dinas Pertanian dan Peternakan Luwu Timu mencatat 14.756 ekor babi mati diduga setlah terinfeksi virus flu babi Afrika atau ASF. Bahkan sebelumnya viral bangkai babi yang dibuang di drainase.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Luwu Timur, I Gusti Ngurah membenarkan terkait data 14.756 ekor babi meninggal karena positif terinfeksi virus ASF berdasarkan hasil uji laboratorium. Gusti menjelaskan secara populasi, ada 32.072 ekor babi di Luwu Timur.
“Iya, terinfeksi ASF atau virus flu babi. Dua hari terakhir tingkat kematiannya (babi) sangat signifikan,” ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Senin 15 Mei 2023.
Banyaknya babi yang mati karena terinfeksi flu ASF, peternak babi sampai kebingungan, sehingga muncul video bangkai babi berada di drainase pertanian. Rencananya, Pemkab Luwu Timur akan membuat lahan yang digunakan untuk mengubur babi yang mati.
“Kita siapkan lahan untuk ditempati kubur karena angka kematian diperkirakan akan terus bertambah. Babi yang terinfeksi ini sudah merata di sejumlah wilayah di Luwu Timur,” tuturnya.
Gusti membeberkan di Kecamatan Tomoni Timur, ada 8 ribu ekor babi yang mati dalam sehari. Selanjutnya, di Kecamatan Mangkutana mencapai 1.500 ekor.
“Awalnya, babi-babi ini mengalami diare, demam, dan kehilangan nafsu makan. Hewan yang sudah tertular kemudian akan mati dalam waktu 6-20 hari,” bebernya.
Gusti menceritakan kasus ini diketahui berawal saat babi dari daerah lain dibawa ke Luwu Timur pada bulan April 2023. Namun, ia memastikan virus ini tidak menyebar ke manusia dan hewan lainnya.
“Penularan ke hewan lainnya tidak. Targetnya adalah sesama babi, ke manusia pun tidak,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel Nurlina menjelaskan virus ASF tidak hanya terjadi di Kabupaten Luwu Timur, tetapi juga ditemukan di Gowa. Ia mengaku kasus ini pertama kali terdeteksi pada bulan November 2022 di Kabupaten Gowa.
“Ada 4 ribu ekor babi yang dilaporkan mati karena terinfeksi flu babi Afrika. Kemudian di Luwu Utara ada 4.529 ekor babi juga mati,” sebutnya.
Nurlina menambahkan saat ini baru mendapatkan data sekitar 10 ribu ekor babi terinfeksi virus ASF. Data tersebut berdasarkan hasil Laboratorium Balai Besar Veteriner Maros.
“Populasi babi di Sulsel cukup tinggi dan terbanyak ada di Kabupaten Toraja Utara dengan total 452.677 ekor. Disusul Tana Toraja 346.710 ekor, Luwu Utara 452.677 ekor, Gowa 25.421 ekor, Luwu 15.899 ekor, Pinrang 7.164 ekor, Maros 3.274 ekor, Palopo, 869 ekor dan Wajo 440 ekor,” pungkasnya.
Comment