Program Collabonation Indosat Target 10 Ribu Talent AI, Makassar Kota Peluncuran Pertama

Workshop Level Up Skillmu di Business, Career & Technology Talk bertajuk "Ignite Your AI Journey with IM3" di Universitas Ciputra.

MAKASSAR,DJOURNALIST.com – Collabonation Talent Lab yang digagas Indosat Ooredoo Hutchison melalui brand IM3 diluncurkan. Makassar pun menjadi kota pertama di Indonesia yang dipilih dalam peluncuran program.

Collabonation Talent Lab merupakan program pelatihan digital berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Inisiatif program tersebut digagas Indosat melalui IM3 sebagai bentuk tindak lanjut dari kerjasama pemerintah Indonesia dengan Wadhwani Foundation (WF) sejak Januari 2025 lalu.

Wadhwani Foundation adalah sebuah organisasi global yang berfokus pada peningkatan kapabilitas tenaga kerja dan kewirausahaan.

Pada peluncuran program tersebut Indosat bekerjasama dengan Universitas Ciputra (UC) Makassar dengan menggelar Workshop Level Up Skillmu di Business, Career & Technology Talk bertajuk “Ignite Your AI Journey with IM3”.

Pada pertemuan yang dihadiri sejumlah mahasiswa menghadirkan Director & Chief Finance Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Nicky Lee, ⁠SVP Head of People and Culture, Lisa Qonita, dan Head Management Study Program UC Makassar Elia Ardyan sebagai pembicara.

“AI menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Indosat, khususnya IM3 saat ini. Keseriusan kami dalam membangun AI salah satunya karena kita mendapat kepercayaan dari VIDIA untuk menjadi perwakilan disini,” terang EVP Head of Circle Kalisumapa Indosat Ooredoo Hutchison, Swandi Tjia, saat sesi prescon, usai kegiatan, Rabu, (11/06/2025).

Dalam program Collabonation Talent Lab ini, Indosat IM3 menargetkan akan membentuk 10 ribu AI Talent hingga 2028 mendatang. Tujuan pembentukan AI talent dalam program tersebut untuk membawa kaum muda naik level menjadi individu yang siap bersaing di dunia kerja, maupun menciptakan peluang usaha secara mandiri.

“Makanya kami berharap melalui program ini mampu mencetak generasi yang memiliki pola pikir yang baik dan kritis, berjiwa entrepreneur dengan memanfaatkan pengembangan teknologi digital seperti AI,” terangnya.

Swandi menjelaskan, program Collabonation Talent Lab diimplementasikan lewat dua skema. Pertama, pelatihan digital tersebut dapat diakses melalui Aplikasi MY IM3 atau sistem online dalam fitur Life Style. Dalam aplikasi tersebut pengguna IM3 dapat mengakses berbagai kursus dan modul pelatihan digital yang difokuskan pada tiga pilar utama pengembangan diri.

Mulai dari Digi & Tech Advance, yaitu untuk memperdalam literasi dan keterampilan digital dari tingkat dasar hingga keahlian praktikal yang dibutuhkan dunia kerja. Kemudian, ReSkill & UpSkill, untuk meningkatkan dan memperbarui kompetensi agar tetap relevan dengan perkembangan pasar tenaga kerja, dan Growpreneur, yang mendorong semangat kewirausahaan serta memberikan bekal praktis bagi mereka yang ingin memulai dan mengelola usaha sendiri.

Kedua, program dilaksanakan melalui offline dengan berkolaborasi bersama perguruan tinggi dan sekolah-sekolah tingkat SMA. Salah satunya dengan UC Makassar yang dilakukan hari ini yang juga menjadi tempat pertama program diluncurkan.

Ia mengaku, dipilihknya Makassar sebagai kota pertama peluncuran tentunya menjadi upaya serius Indosat dalam mendorong pengembangan di wilayah Indonesia Timur. Salah satunya pada sektor peningkatan pendidikan berbasis AI.

“Mereka sebagai kaum muda menjadi sasaran program ini karena mereka inilah yang nantinya menjadi generasi penerus. Dimana saat keluar dari lembaga pendidikannya, AI kemudian akan menjadi bagian dari yang mereka butuhkan saat masuk ke dunia kerja,” tegasnya.

Lanjutnya, Indosat hadir melakukan kolaborasi dengan dunia pendidikan, maupun yang bergerak dalam sektor kewirausahaan dengan harapan kedepannya bisa berkontribusi dalam mengubah pola pikir anak-anak muda saat ini. Misalnya, pada pengembangan kapasitas atau pengalaman yang menjadi prioritas saat masuk ke dunia kerja.

Dengan menggabungkan kapabilitas digital IM3 dan pendekatan inovatif Collabonation Talent Lab siap menjadi pintu gerbang menuju masa depan yang lebih cerah. Di mana anak muda tidak hanya siap bekerja, tapi juga siap menciptakan lapangan kerja.

“Di perkembangan teknologi digital saat ini kebutuhan sumber daya manusia yang dilihat dari segi pengetahuannya seperti nilai IPK itu presentasinya berkurang, hanya 20 persen. Kondisi sekarang yang dilihat adalah bagaimana besarnya pengalaman yang dimiliki untuk masuk ke dunia kerja,” ujarnya.

Keseriusan Indosat dalam mendorong pengembangan AI selain dengan mengagas program Collabonation Talent Lab adalah melalui kerjasama dengan PT Gojek Tokopedia (Go To) dengan menghadirkan Sahabat AI Model 70 Miliar Parameter. Tak hanya itu, untuk mensupport AI menjadi bagian dari Empowering Indonesia yaitu dengan menyiapkan tiga AI Center di Indonesia. Masing-masing di Jakarta, di Technopark, Kota Solo, dan di Jayapura.

Sementara, Head Management Study Program UC Makassar, Elia Ardyan menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi yang terjalin. Hal ini tentunya sebagai bentuk dukungan Indosat dalam memfasilitasi pembentukan sumber daya manusia untuk mampu bersaing di era perkembangan digital saat ini.

Apalagi, langkah tersebut sejalan dengan cita-cita UC Makassar untuk menjadikan perguruan tinggi dengan industri dapat saling mendukung dan memfasilitasi para sumber daya manusia (mahasiswa) hebat ini.

“Kami punya mimpi agar kedepannya ketika mahasiswa kami lulus tinggal satu langkah bisa masuk industri, artinya memang ini mimpi yang harus kami usahakan. Khususnya di prodi manajemen supaya tidak ada kesenjangan, dimana bukan hanya kami yang mengelola tapi juga industri. Sehingga ketika keluar dari sini akan digunakan oleh industri dengan baik,” katanya singkat.

Di tempat yang sama, Director & Chief Finance Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Nicky Lee mengaku, di wilayah kerja perusahaan, pihaknya telah memotivasi para karyawan untuk menerapkan pemanfaatan AI dalam bekerja. Hal tersebut karena memberikan kemudahan dalam menyelesaikan pekerjaan.

“Kami senang kalau karyawan menggunakan AI, bahkan kami mendorong sebagai tools untuk mempermudah pekerjaan mereka. Contohnya, pekerjaan yang biasanya di selesaikan dalam 16 jam, kini bisa dikerjakan selama tiga menit dengan AI,” terang Nicky.

Hanya saja dirinya menekankan untuk lebih berhati-hati saat menggunakan bantuan AI dalam menyelesaikan pekerjaan. Dimana salah satu tantangan yang perlu diantisipasi dalam memanfaatkan AI yakni pada sistem menjaga keamanan data pribadi.

“Saat kita menggunakan AI, data pribadi kita bisa diambil AI untuk menjawab pertanyaan kita sendiri, tapi ketika kita tidak hati-hati ini bisa bocor,” tutupnya.(***)

Comment