MAKASSAR – Kantor Otoritas Jasa Keuangan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar) menilai stabilitas kinerja sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan tetap terjaga stabil dan positif.
Tercapainya stabilitas kinerja jasa keuangan tersebut didukung dari intermediasi yang kontributif dan profil risiko yang terjaga. Bahkan, di tengah berbagai dinamika ekonomi, sektor jasa keuangan masih terus berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kinerja industri jasa keuangan di Sulsel masih terlihat stabil pada seluruh sektor. Mulai dari aktivitas perbankan baik bank umum maupun syariahnya, penyaluran kredit UMKM, aktivitas pasar modal, realisasi perasuransiannya dan dan pensiun maupun sektor lainnya,” kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar Darwisman, dalam keterangannya, kemarin.
Ia menjelaskan, pada sektor bank umum total aset yang dikelola hingga Desember 2024 mencapai Rp203,47 triliun. Kemudian, pada capaian Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp133,59 triliun, sementara untuk realisasi kredit yang disalurkan sebesar Rp164,29 triliun.
Selanjutnya, di sektor perbankan syariah total aset di periode yang sama mencapai Rp17,82 triliun, dengan penghimpunan DPK Rp12,15 triliun, dan penyaluran pembiayaan mencapai Rp14,21 triliun.
“Khusus pada sektor bank syariah, tingkat intermediasi perbankan berada pada level 116,97 persen, dengan tingkat NPF pada level 2,11 persen,” jelasnya.
Lanjut Darwisman, pada kinerja sektor keuangan lainnya seperti realisasi kredit kepada UMKM di Sulawesi Selatan juga tumbuh sebesar 1,98 persen secara tahunan atau menjadi Rp61,52 triliun dengan share sebesar 38,19 persen.
Adapun jika dilihat dari aktivitas pasar modal juga menunjukkan capaian yang positif dari tahun ke tahun. Dimana secara total Single Investor Identification (SID) investor pasar modal di Provinsi Sulawesi Selatan pada posisi Desember 2024 mencapai 400.517 SID. Capaian ini pun menunjukkan pertumbuhan sebesar 25,68 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Comment