Pembelian Mobil Dominasi Penyaluran Kredit Pembiayaan Bermotor 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung penuh program Asta Cita yang digagas Presiden Republik Indonesia Prabowo Subiato dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045.(Foto:djournalist)

JAKARTA,DJOURNALIST.com – Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar) mencatat penyaluran kredit untuk pembiayaan kendaraan bermotor hingga Oktober 2024 telah mencapai Rp17,844 triliun. Penyaluran kreditnya pun terlihat tumbuh 9,85 persen secara tahunan (yoy) dengan capaian Rp16,243 triliun pada 2023 lalu.

“Pembiayaan atau kredit kendaraan bermotor ini juga menjadi sektor pendukung yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan,” terang Kepala OJK Sulselbar Darwisman, dalam keterangannya, Senin, (02/11/2024).

Ia menerangkan, pada penyaluran kredit pembiayaan kendaraan bermotor ini pun ternyata di dominasi untuk kendaraan roda empat atau mobil dengan capaian Rp11,2 triliun atau dengan share 62,80 persen. Kemudian, secara tahunan (yoy) berhasil tumbuh 10,39 persen atau Rp10,1 triliun di 2023 periode yang sama.

“Ternyata masyarakat Sulawesi Selatan saat ini banyak membeli mobil. Kita harapkan pembelian kendaraan bermotor ini digunakan untuk kegiatan produktif atau dijadikan alat transportasi usaha, misalnya ojek online atau lainnya,” ujarnya.

Selanjutnya, penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor diperuntukkan pada kepemilikan sepeda motor yang mencapai Rp4,8 triliun atau dengan share 27,14 persen. Dimana, jika dilihat secara pertumbuhan kredit mencapai 16,21 persen atau mencapai 4,1 persen.

Lanjut Darwisman, kemudian pada pembiayaan kepemilikan truk dan kendaraan bermotor roda enam atau lebih telah di salurkan Rp1,7 triliun dengan share 10,02 persen hingga Oktober 2024. Adapun pada pemilikan kendaraan bermotor lainnya, misalnya bentor Rp7,6 miliar atau 0,04 persen.

“Kalau melihat dari angka pada capaian Oktober tahun lalu mengalami pertumbuhan yang positif, kecuali pembiayaan pembelian truk yang terkontraksi -6,53 persen, sementara kendaraan bermotor lainnya terkontraksi -39,16 persen,” jelasnya.

Menurut Darwisman, tumbuhnya angka penyaluran kredit untuk pembiayaan kepemilikan kendaraan menunjukkan bahwa kondisi ekonomi masyarakat di Sulawesi Selatan telah meningkat. Dengan harapan pembelian kendaraan ini bukan hanya untuk kebutuhan konsumtif, tetapi juga untuk kebutuhan produktif.

“Kalau dilihat dari data ini tentunya terlihat bahwa makin banyak kendaraan bukan hanya membuat tambah macet. Tapi ini menjadi salah satu pemicu tumbuhnya ekonomi di Sulawesi Selatan,” katanya.(***)

Comment