OJK Sebut Baru 50 Persen Lebih Masyarakat Sulsel yang Belum Terakses Perbankan

Darwisman, Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat didampingi Muhamad Budiman Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan dan Mulyana Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2. (Foto:ist)

MAKASSAR,DJOURNALIST.com – Kepala Otoritas Jasa Keuangan Sulselbar Darwisman menilai, masih banyak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Sulawesi Selatan yang belum terakses pembiayaan kredit.

Hal ini pun masih menjadi tantangan dalam pengembangan kinerja perbankan.

Ia menyebutkan, penyaluran kredit di Sulawesi Selatan hingga September 2024 sebesar Rp160 triliun untuk bank umum. Dimana dari total nilai kredit yang disalurkan baru 38,5 persen adalah kredit untuk pelaku UMKM (kategori Rp0 atau Rp5 miliar), artinya sekitar 58 persen adalah non UMKM.

Sementara, secara jumlah rekening atau debitur (pelaku UMKM), dari total kredit yang disalurkan menjangkau ke 912.248 rekening dari 1.801.842 UMKM yang tercatat di Sulawesi Selatan.

Sedangkan, idealnya penyaluran kredit harus menjangkau 76 persen agar dapat menjangkau seluruh pelaku UMKM di Sulsel.

“Ini masih menjadi tantangan dalam penyaluran kredit kita, sebab baru 50 persen lebih masyarakat Sulsel yang belum terakses perbankan. Nah, sisanya ini kemana?, inilah yang kita khawatirkan apakah mereka masih mengakses pinjaman online (pinjol), rentenir atau tengkulak, dan layanan lainnya yang tidak resmi,” terangnya, dalam keterangan resminya belum lama ini .

Sedangkan, dirinya meyakini bahwa seluruh pelaku UMKM di Sulawesi Selatan dipastikan mengakses pinjaman permodalan agar dapat terus mendukung produktifitas kegiatan usahanya.

“Inilah yang kita takutkan, kami yakin pelaku UMKM yang belum terakses ini pasti memanfaatkan pinjaman, tapi kita harus pastikan bahwa itu legal,” ujarnya.

Dirinya mengatakan, dari total kredit Rp160 triliun yang disalurkan sebanyak 56 persen atau sekitar Rp3,4 triliun menyasar sektor usaha mikro, kemudian 28,4 persen atau Rp17,5 triliun adalah sektor usaha kecil. Sedangkan sektor usaha menengah hanya 15,5 persen atau Rp9,5 triliun.(***)

Comment