Survei LSI Denny JA Jelang 4 Hari Pencoblosan Pilkada Lutim: Elektabilitas Ibas-Puspa Teratas Kalahkan Budiman Hakim-Moch

MAKASSAR,DJOURNALIST.com – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis temuan survei calon bupati dan wakil bupati Pilkada Kabupaten Luwu Timur (Lutim), menjelang 4 hari pemungutan suara.

Survei LSI Denny JA dilakukan secara tatap muka pada 7 sampai 14 November 2024 di Lutim. Dengan jumlah 440 responden di semua kecamatan.

Peneliti Senior LSI Denny JA, Ikrama Masloman mengatakan, dari hasil surveinya , pasangan bupati nomor urut 3 Irwan Bachri Syam-Puspawati Husler memuncaki tingkat elektoral mencapai 45,1 persen.

“Di posisi kedua Budiman Hakim-Moch. Akbar Andi Leluasa sebesar 38,3 persen dan posisi ketiga pasangan Isrullah-Usman Sadik sebesar 9,1 persen,” ujar Ikrama Masloman dalam pemaparan survei LSI Denny JA di Hotel Harper, Kota Makassar, Sabtu 23 November 2024.

Ikrama Masloman menyebut dari surveinya itu, 7,1 responden di Lutim belum memberikan jawaban dan atau tidak menjawab.

Lebih jauh Ikrama Masloman menjelaskan, temuan survei ini menunjukkan konsistensi pasangan petahana Budiman-Akbar berada di posisi kedua.

“Isrullah-Usman Sadik ikut naik elektabilitasnya, meski angkanya baru di bawah 10 persen,” tutur Ikrama Masloman.

Sementara di sisi lain, tingkat keterpilihan Ibas-Puspa justru mengalami kenaikan 1 persen dibanding temuan survei LSI Denny JA di Lutim pada 2-10 September 2024.

“Ada beberapa faktor yang memengaruhi elektabilitas penantang [Ibas-Puspa] bisa naik, yang pertama approval rating petahana di bawah 70 persen,” pungkas Ikrama Masloman.

Dalam temuan surveinya, peneliti senior LSI Denny JA Ikrama Masloman juga mengungkapkan bahwa 79,3 persen masyarakat Lutim menolak pemberian uang untuk memilih calon bupati.

“Sesuai tema rilis kita malam ini pudarnya politik uang, derasnya sentimen perubahan, 79,3 persen responden menolak pemberian uang dari pasangan yang memberi,” ungkap Ikrama.

“Tingkat resistensi politik uang cukup tinggi, ini khsusunya di Lutim, mungkin berbeda kalau di Makassar,” pungkas Ikrama.

Comment