MAKASSAR,DJOURNALIST.com – Sebanyak 34 armada Teman Bus Trans Mamminasata berhenti beroperasi di dua koridor.
Dua koridor itu yakni koridor 3 dan 4. Koridor 3 melayani rute dari Kampus 2 Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) menuju Kampus II Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) di Jalan Salodong, Untia Kecamatan Biringkanaya.
Adapun koridor 4 melayani rute dari Kampus Teknik Unhas Gowa menuju Panakkukang Square, Jalan Pengayoman
Anggota Komisi D bidang Pembangunan DPRD Sulawesi Selatan, Andi Ian Latanro merespons dihentikannya Teman Bus Trans Mamminasata tersebut
“Terkait Teman Bus ada fasilitas penting, kemenhub semestinya sebelum menyetop subsidi tersebut, mestinya koordinasikan dengan baik dengan pemerintah setempat,”ujar Ian Latanro saat menanggapi wacana Dinas Perhubungan (Dishub) Sulawesi Selatan (Sulsel) sempat diminta oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk membiayai operasional 2 koridor Teman Bus Trans Mamminasata yang subsidinya disetop. Pemprov Sulsel diminta membiayai operasionalnya melalui APBD 2024 pada Jumat 5 Januari 2024.
“Masalah kita di Sulsel, sudah ketok anggaran dan di komisi itu tidak dimasukkan, bahkan tidak perna di bahas, apalagi biayanya tidak sedikit,”sambungnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Trans Mamminasata Dinas Perhubungan (Dishub) Sulawesi Selatan, Andi Nur Diyan menyatakan, operasional disetop karena keterbatasan anggaran.
Selama ini Kementerian Perhubungan yang memberikan subsidi. Sedangkan Kemenhub hanya sanggup dua koridor. Sementara, Pemprov juga memiliki anggaran yang terbatas sehingga tak mampu mengoperasikan koridor 3 dan 4 yang dilepas Kemenhub.
“Ini persoalan anggaran dan bukan yang sedikit. Ini perlu dibahas di DPRD. Ini ranahnya para pengambil kebijakan, bukan ranahnya kita di UPT. Kan selama ini yang subsidi itukan dari pusat. Kementerian Perhubungan yang subsidi,” ujarnya kepada Fajar.co.id, Selasa, 2 Januari 2024.
“Kemudian karena keterbatasan anggaran di tahun 2023, sehingga kesanggupan dari pemerintah pusat itu yah sisa dua koridor yang bisa didanai oleh mereka yang bisa disubsidi. Jadi yang dua itu berhenti beroperasi,” lanjutnya.
Masing-masing koridor kata dia mendapatkan kucuran anggaran subsidi di atas Rp10 Miliar per tahun.
“Kalau subsidi kami tidak pernah lihat berapa karena langsung pusat yang berurusan dengan operator. Yang jelasnya itu di atas 10 Miliar untuk satu koridor per tahun. Lebih rincinya kami juga tidak mengetahui secara persis. Tergantung panjang kilometernya. Jadi semakin panjang kilometernya, maka semakin banyak biaya operasionalnya. Semakin banyak busnya maka semakin banyak Pramudinya dan semakin banyak operasionalnya,” tandasnya.
Akibat dua koridor mengoperasikan 34 armada Teman Bus yang disetop ini, 74 Pramudi terpaksa kehilangan pekerjaan.
Dia menyatakan, para Pramudi itu melakukan kontrak langsung dengan pihak yang memenangkan tender yakni PT Sinar Jaya Mudah Langgeng. Sehingga kata dia, pihak UPT tak memiliki kewenangan.
Comment