MAKASSAR,DJOURNALIST.com – Ketua Panitia Jalan Gembira bakal calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Tamsil Linrung menyebut bahwa pasangan ini tengah mempersiapkan 10 juta saksi TPS di Pilpres 2024. Saksi sebanyak itu dipersiapkan untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan.
“Kami siapkan 9 hingga 10 juta saksi TPS di Pilpres mendatang,”ujar Tamsil kepada awak media di Hotel Unhas pada Selasa 3 Oktober 2023.
Lanjut anggota DPD RI itu, saksi tersebut tersebar di seluruh Indonesia yang dibentuk oleh partai koalisi hingga relawan yang sudah dibentuk. Misalnya saja Relawan Saksi Anies (Relasi) dan juga Gerakan Nasional Saksi AMIN Tak Mau Dibayar (GERNAS SATAMAR).
Menurutnya, basis Anies sudah tersebar di sejumlah daerah. Sebut saja di Sulawesi, Banten, Jabar, Sumatera Barat, Aceh, dan Medan, dan Kalimantan.
“Kecuali Sulawesi Utara masih sedikit termasuk di Palembang,”bebernya.
Dengan begitu dia optimistis pasangan AMIN mampu memenangkan Pilpres 2024. Bahkan Tamsil tidak terpengaruh hasil survei yang senantiasa menempatkan pasangan ini diurutan buncit dari dua paslon lainnya yaitu Ganjar dan Prabowo Subianto.
“Khusus di Sulsel kami target kemenangan diatas 60 persen,”ucapnya.
Sebelumnya, Koordinator Wilayah (Korwil) Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn) Provinsi Sulawesi Selatan Asri Tadda menghadiri Tasyakuran dan Pembubaran Panitia Jalan Gembira Bersama AMIN di Hotel Unhas.
Acara yang digelar oleh Ketua Panitia Jalan Gembira yang juga anggota DPD-RI Tamsil Linrung, dihadiri oleh ratusan peserta dari kalangan relawan, simpatisan serta perwakilan partai politik pendukung Anies Baswedan di Sulawesi Selatan seperti Nasdem, PKB, PKS dan Partai Ummat.
Dari unsur relawan hadir perwakilan dari KoReAn, Forkom, Sekber dan KIB (Kuning, Ijo dan Biru). Ada juga perwakilan dari organisasi kemasyarakatan serta kelompok-kelompok komunitas warga pendukung Anies Baswedan.
“Kegiatan semacam ini memang penting setidaknya sebagai tempat evaluasi dan memperbaiki yang kurang selama kegiatan sebelumnya. Alhamdulillah tadi Pak TL menyapa semua unsur Parpol maupun relawan yang sepertinya ada yang kelupaan sewaktu acara dulu,” kata Asri.
Menurut Sekjen DPP Mileanies itu, ke depan semua unsur harus bersatu untuk bisa memenangkan pasangan AMIN pada Pemilu 2024.
“Bagaimanapun, semua pihak harus bersinergi dan berkolaborasi untuk memenangkan Pilpres. Tapi tentu dengan saling menghormati dan menghargai eksistensi masing-masing,” ungkap Asri.
Ia lantas mengisahkan awal mulanya bergabung menjadi relawan Anies Baswedan.
“Kami mulai bergerak sebagai relawan sejak Mei 2021 lalu, jauh sebelum ada partai politik yang mengusung nama Anies Baswedan sebagai Capres. Saat itu banyak orang bahkan tidak yakin akan ada Parpol mengusung Pak Anies seperti saat ini,” kenang alumni Unhas itu.
Karenanya, Asri mengharapkan semua pihak bisa memahami dan menghargai proses yang telah dilalui oleh para relawan.
“Relawan berjuang benar-benar karena menginginkan negeri ini bisa berubah menjadi lebih baik. Keinginan luhur untuk mengikhtiarkan perubahan bersama Pak Anies,” tegasnya.
Asri menyadari bahwa semakin dekat Pilpres tensi politik tentu akan meningkat. Karena itu ia menghimbau kepada para relawan untuk tetap solid dan fokus pada tujuan besar perjuangan.
“Relawan harus terus solid dan berkolaborasi. Di even Jalan Gembira kita sudah buktikan. Ini yang harus kita terus lakukan dan pertahankan hingga pasangan AMIN memenangkan Pilpres 2024 nanti, Insya Allah,” ujar Waketum KoReAn itu.
Untuk diketahui, even Jalan Gembira Bersama Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) beberapa waktu lalu hingga kini masih menjadi salah satu peristiwa yang menarik atensi publik nasional.
Tidak kurang dari satu juta masyarakat tumpah ruas membanjiri sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan ruas-ruas jalan penghubungnya di hari Ahad (24/09) pagi.
“Sepertinya inilah rekor pengumpulan massa terbesar dalam sejarah Pilpres di Indonesia,” pungkas Asri.
Pada momen itu, untuk pertama kalinya di luar Pulau Jawa, pasangan Capres dan Cawapres AMIN usungan Koalisi Perubahan hadir bersama-sama di Makassar, Sulawesi Selatan yang menjadi even sangat viral di tanah air.
Sementara itu pada Sabtu 30 September pekan lalu Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn) menggelar deklarasi Gerakan Nasional Saksi AMIN Tak Mau Dibayar (GERNAS SATAMAR) di Posko Pemenangan KoReAn, Jalan Meranti.
Ratusan relawan dari berbagai simpul relawan turut hadir dan mengikuti deklarasi tersebut. Para relawan berkomitmen untuk terus bergerak mengajak sebanyak mungkin orang bergabung dalam gerakan ini.
Hadir diantaranya yaitu Sekjen Jarnas Mileanies Asri Tadda, Ketum ReSoPA Syarif Borahima, Korwil Tim 101 Mawar Sakti Muh Anwar Taba, Ketum FRA Syamsul Alimuddin, Ketum DPP Simpanies Arjun Junaedi dan Bendum ReSoPA H. Supriadi Paris. Dalam deklarasi itu, tampak mereka secara bergantian menyampaikan dukungannya untuk GERNAS SATAMAR.
Ketua Umum KoReAn, Muhammad Ramli Rahim mengatakan, deklarasi GERNAS SATAMAR pertama kali digelar di Makassar. Selanjutnya akan diikuti oleh relawan lainnya di berbagai wilayah di Indonesia.
“Hari ini kita mulai dari Makassar, kita ajak relawan mau menjadi saksi di TPS tanpa harus di bayar. Gerakan ini kemudian akan berjalan dengan sendirinya di kabupaten/kota lain oleh seluruh relawan di Indonesia,” ujar Ramli dalam sambutannya saat memimpin deklarasi.
Menurut Ramli, salah satu permasalahan politik di Indonesia adalah pembiayaan yang besar. Termasuk diantaranya adalah kebutuhan dana saksi.
Ia membeberkan, dana saksi ini setidaknya terdiri atas biaya konsumsi, biaya atribut dan honor saksi. Jika mengacu ke pemilu 2019, honor saksi bervariasi antara Rp100.000-Rp250.000 per orang lalu konsumsi Rp50.000 dan atribut Rp25.000-Rp200.000, maka untuk setiap TPS dibutuhkan Rp175.000- Rp500.000.
Artinya, kata Ramli, dengan jumlah 820.161 TPS, maka dibutuhkan Rp143.528.175.000-Rp410.080.500.000, jika di setiap TPS digunakan dua saksi, maka dibutuhkan Rp287.056.350.000-Rp820.161.000.000.
Jumlah itu jika dibandingkan dengan total harta kekayaan Anies Baswedan yang hanya Rp11.187.431.089 berdasarkan LHKPN, maka rakyat Indonesia terutama relawan tak bisa berharap banyak kepada calon presidennya.
“Jika ini terjadi, jangan sampai yang terjadi adalah kekosongan saksi atau Anies menerima bantuan dari pemodal atau kita kenal dengan istilah oligarki. Atas dasar itulah KoReAn mendeklarasikan gerakan nasional saksi AMIN tak mau dibayar atau disingkat GERNAS SATAMAR,” cetusnya.
Selanjutnya Ramli menyampaikan, setelah deklarasi langkah selanjutnya yang dilakukan para relawan adalah pengukuhan dan bimtek Tim 101 Mawar Sakti. Tim ini adalah 101 orang yang bertugas sebagai mata warga dan saksi Tangguh Anies.
“Tim 101 Mawar Sakti inilah yang nantinya bertugas memastikan seluruh TPS di kecamatannya terisi oleh saksi dalam dan saksi luar GERNAS SATAMAR,” imbuhnya.
Di akhir, Ramli mengimbau, jika ada orang atau kelompok masyarakat yang ingin bergabung dalam gerakan ini, cukup dengan mendaftarkan diri sebagai relawan Anies di website www.koreanies.com.
“Hingga saat ini sudah 2.457 kecamatan yang siap melaksanakan Pengukuhan dan Bimtek Tim 101 Mawar Sakti. Angka 2.457 kecamatan ini sama dengan 1/3 dari total jumlah kecamatan di seluruh Indonesia,” pungkasnya.
Comment