Pementasan Sepuluh Cerita di Atas Panggung Dimainkan Aktor Disabilitas

pertunjukan teater " Sepuluh Cerita - cerita di Atas Panggung", Jumat Malam (28/7) di teater arena Gedung Kesenian Sulawesi Selatan, Societet de Harmonie.

MAKASSAR,DJOURNALIST.com – Seorang perempuan juru bahasa isyarat di atas panggung memainkan jari dan mimik wajahnya, ia menerangkan suara-suara dibalik layar putih berupa pernyataan – pernyataan 10 aktor penyandang Disabilitas dalam pertunjukan teater ” Sepuluh Cerita – cerita di Atas Panggung”, Jumat Malam (28/7) di teater arena Gedung Kesenian Sulawesi Selatan, Societet de Harmonie.

Perempuan juru bicara isyarat itu menjelaskan pertunjukan kepada penonton disabilitas rungu yang tak bisa mendengar.

Namun, Reskyana Syam, juru bicara isyarat dalam pertunjukan yang disutradarai Syahrini Andriyani ini juga menjadi bagian dari hasil dari workshop Teater untuk Penyandang Disabilitas sebagai program dana Indonesiana Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Nasional, kategori pendayagunaan ruang publik yang menyasar penerima dampak penyandang Disabilitas.

” Awalnya mereka (penyandang Disabilitas) awam soal teater, lalu dengan program workshop ini kita berikan materi dan latihan Teater, ada 4 materi yang diberikan seperti keaktoran, penyutradaraan, artistik dan manajemen produksi Teater, mereka latihan praktis hanya tiga hari,” ujar Syahrini.

Menurut Syahrini, dengan waktu yang singkat itu, menjadi tidak memungkinkan bagi mereka yang masih awam dengan teater untuk memainkan naskah yang sudah jadi.

Sebab, hal itu membutuhkan waktu setidaknya 3 bulan lamanya. Namun menurut aktor dan sutradara teater di Kala Teater ini, semangat para aktor yang besar memungkinkan mereka bisa menyerap hal-hal mendasar dari tetaer seperti bloking, unsur dramatisasi, vokal, hingga artistik.

Sementara teks adalah ungkapan-ungkapan kisah yang dihadirkan para peserta workshop tentang apa hambatan-hambatan mereka dan keinginan – keinginannya. Teks yang dilahirkan dari hasi workshop lalu diberikan sentuhan artistik, penyutradaraan dengan pencahayaan dan penataan suara standar pertunjukan teater. Maka lahirlah pertunjukan yang diberi judul ” Sepuluh Cerita – cerita di Atas Panggung”

Kisah-kisah hambatan dan harapan peserta ini dikemukakan oleh 8 penyandang Disabilitas perempuan dari organisasi Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Sulawesi Selatan. Dan 2 remaja pria dari SLB YAPTI Makassar.

Aktor yang terdiri dari berbagai jenis Disabilitas seperti, disabilitas netra baik total maupun low vision, dan mantan kusta ini adalah Hadijah, Harmila, Sitti Afrachantika Ananda, Skolastika Surianti Alus, Siti Azizah, Mutiara Dewi, Rismayanti, Nurul Fadilah Putri, Kurnia Ananta Sam, dan Muhammad Syukur Hidayat.

Ketua Umum HWDI Sulsel, yang intens mendampingi peserta workshop bersama beberapa pengurusnya mengaku terharu melihat penampilan para anak-anak Disabilitas ini. Maria mengaku, workshop ini adalah workshop pertama yang dilakukan secara profesional memberi akses kepada penyandang Disabilitas

” Ini juga bisa memberi edukasi ke masyarakat bahwa disabilitas bukan hanya persoalan batasan fisik dan kemampuan tapi juga soal aksesibilitas dan inklusi terhadap ruang publik dan juga produksi kebudayaan seperti kesenian khususnya teater,” ungkap Maria Un.

Pementasan berikutnya, para aktor dan sutradara berharap durasi bisa lebih panjang dari pertunjukan pertama malam ini. Juga bisa diapresiasi lebih luas publik kota Makassar. Pementasan berikutnya akan digelar Minggu Malam, 30 Juli 2023 masih di teater arena Gedung Kesenian Sulsel Societet de Harmonie.

Tim pendukung pementasan ini adalah Manager Panggung Uki Fatih, Penata Artistik, alam Raya, Penata Kostum Faridah, Penata Rias, Nun Uliya Keysya Pratiwi, Penata Cahaya, sukma Sillanan
Operator Sound, Ilham.(#)

Comment