OJK: Progam Gencarkan Fokus Sasar Kelompok Disabilitas 

Darwisman, Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat didampingi Muhamad Budiman Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan dan Mulyana Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2. (Foto:ist)

MAKASSAR,DJOURNALIST.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ikut memperkuat literasi dan inklusi keuangan bagi kelompok disabilitas. Hal tersebut dianggap penting sebab kelompok disabilitas merupakan masyarakat Indonesia yang memiliki hak yang sama dengan lainnya.

Penguatan literasi dan inklusi keuangan bagi kelompok disabilitas ini menjadi sasaran dari progam Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) yang diluncurkan pada 22 Agustus 2024 lalu oleh OJK.

Ada lima target sasaran pada program tersebut, mulai dari pemuda, atau mahasiswa, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), hingga disabilitas.

“Kami juga mengakselerasi produk keuangan oleh 30 persen kelompok penyandang disabilitas. Hal ini karena kami melihat bahwa ternyata jumlah disabilitas cukup besar dan mereka juga merupakan masyarakat Indonesia yang memiliki hak untuk mendapatkan literasi dan inklusi keuangan demi mendorong kesejahteraannya,” tegas Kepala OJK Sulselbar Darwisman, dalam keterangan baru-baru ini.

Di wilayah Sulawesi Selatan, implementasi progam Gencarkan bagi kelompok disabilitas akan terlebih dulu dilakukan melalui pendataan melalui koordinasi dengan dinas sosial. Baik lingkup pemerintah provinsi, maupun pemerintah kabupaten dan kota.

“Buat data difabel dalam program Gencarkan memang masih akan kami kumpulkan melalui koordinasi dengan dinas sosial provinsi, kabupaten, dan kota. Kalau sudah terkumpul datanya akan kami sampaikan, dan kami akan mapping berapa yang sudah teredukasi dan berapa yang belum, karena ini nanti akan menjadi strategi kami,” ujarnya.

Selain disabilitas, kelompok lainnya yang menjadi target progam Gencarkan yakni, pertama, mendorong lahirnya 2 juta Duta dan Agen Literasi dan Inklusi Keuangan. Khusus di Sulawesi Selatan, OJK Sulselbar telah menyasar 8.800 duta dan agen literasi keuangan.

“Hingga akhir tahun ini kami target 10 ribu sebagai duta literasi keuangan,” katanya.

Kedua, sebanyak 90 persen pelajar Indonesia telah memiliki tabungan. Ketiga, 2,5 juta kelompok mahasiswa dan pemuda telah memiliki rekening simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMuda). Di Sulawesi Selatan, melalui Progam Tabungan Si Muda akan didorong dengan terlebih dahulu melakukan pendataan jumlah pemuda dan mahasiswa.

Keempat, pembukaan akses kredit UMKM melalui program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) sehingga dapat menjangkau 1,6 juta debitur.

“K/PMR ini targetnya 1,6 juta debitur dan di Sulsel saat ini sudah 823 ribu rekening atau debitur. Semoga dari K/PMR Sulsel saja sudah bisa memberikan kontribusi kepada target nasional,” harapnya.

Tak hanya itu, OJK juga akan mengimplementasikan progam Gencarkan di wilayah Sulselbar dengan berbagai aktivitas yang sejalan dengan lima key values program. Pertama, prinsip pelaksanaan Gencarkan. Dimana dilaksanakan dengan massif, merata, sinergi, terarah, terukur, dan berkelanjutan.

Kedua, pelaksanaan kegiatan Literasi Inklusi Keuangan (LIK) di seluruh wilayah. Upaya ini untuk menjangkau seluruh kabupaten dan kota dengan berkolaborasi bersama seluruh stakeholder terkait. Ketiga, Montly Campaing Kegiatan LIK yaitu, pelaksanaan kegiatan LIK yang terarah dan terorkestrasi melalui kampanye bulanan.

Keempat, Duta dan Agen LIK. Ini diharapkan sebagai bentuk penguatan multiplier effect dalam pelaksanaan LIK melalui duta dan agen. Kelima, pemanfaatan media dan teknologi digital melalui penyebarluasan informasi tentang kegiatan LIK melalui berbagai jaringan komunikasi, media, dan digital.(***)

Comment