Debat Kedua Pilwalkot Makassar, MULIA Komitmen Pemenuhan Hak Disabilitas

MAKASSAR,DJOURNALIST.com – Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, nomor urut 01, Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) menenkankan pentingnya mewujudkan kota insklusif jika kelak diberi amanah memimpin Kota Makassar lima tahun kedepan.

Salah sati dulakukan adalah memberikan zona nyaman jalur khusus bagi kaum disabilitas, baik dari sisi pembangunan maupun hak layak agar setara dengan warga masayarakat pada umumnya.

“Kota inklusif hal sangat penting kita bangun secara bersama-sama. Tak boleh ada perkotak-kotakan antara satu sama lain, tidak boleh membedakan. Pembangunan juga kita soal pikirkan semua kalangan, termasuk disabilitas,” jelas Appi, saat menanggapi pertanyaan panelis soal Kota Makassar sebagai Kota menampung aspirasi semua warga tanpa diskriminasi.

Pasangan Appi-Aliyah memiliki visi-misi Makassar Kota Maju, Unggul, Inklusif, dan Berklanjutan. Pertama, Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang cerdas, bersih, terpercaya. Kedua Meningkatkan kualitas layanan dasar bidang Pendidikan dan Kesehatan secara merata.

Kemudian ketiga, memperluas kesempatan kerja, mendorong kewirausahaan dan industri ekonomi kreatif. Keempat, Mewujudkan Insfrastruktur serta tata ruang kota yang berkelanjutan dan berkeadilan. Kelima, Mewujudkan kota yang tangguh terhadap bencana dan perubahan iklim serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan pulau.

Menunutnya, untuk membuat kota Makassar makin inklusif atau terbuka dan toleran untuk siapa saja. Pihaknya akan bergerak melakukan pembangunan merata tanpa memandang perbedaan suku, dan etnis manapun.

“Ada pernah dikeluhkan kaum difabel soal persoalan di Kota ini, belum memberikan cerminan kepada saudara kita berkebutuhan khusus. Kedepan kami MULIA tidak hanya memberikan jargon pencintraan tapi keadilan bagi semua,” jelansya, saat debat kandidat di Hotel Sheraton Makassar, Rabu, 13 November 2024.

Pada kesempatan ini juga. Paslon MULIA disuguhi pertanyaan soal pembangunan infrastruktur bagi disabilitas, memberikan hak keterlibatan membangun kota.

“Ttentu dalam membangun kota metropolitan kedepan tidak boleh ada parsial, maka kelompok difabel terlibat di semua hal. Mereka tidak boleh keluhkan persoalan promlem yang ada,” tuturnya.

Memenuhi persyaratan aksesibilitas bagi semua pengguna jalan termasuk kelompok difabel atau berkebutuhan khusus adalah salah satu prinsip perencanaan teknis fasilitas pejalan kaki.

“Bagaiaman akses tranportasi publik, bagaiaman juga soal pedestrian. Dan bagaimana pejalan kaki memiliki derajat tinggi. Merwka terlibat aktif semua hal. Kami berikan hak khusus kepada mereka perencanaan dan pelaksanaan,” tukasnya.

Kedepan juga bagaimana pemerintah menyiapkan sarana prasanara bagi semua kalangan. Termasuk disediakan tempat khusus bagi kalangan difabel.

Comment