MAKASSAR,DJOURNALIST.com – Tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan tetap tumbuh positif, mencapai 4,51% (yoy).
Demikian dikatakan, Kepala Kantor BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda saat bincang media di Claro Hotel Makassar. Senin (1/4/2024).
Menurut Rizki, capaian ini sedikit melambat dibandingkan tahun 2022 yang tumbuh sebesar 5,10% (yoy). Perlambatan utamanya didorong oleh penurunan kinerja sektor pertanian yang merupakan pangsa terbesar dalam perekonomian Sulsel sebagai dampak El Nino yang terjadi sejak semester II 2023.
“Dari sisi komponen permintaan, konsumsi Rumah Tangga tetap tumbuh positif pada tahun 2023, mencapai 4,30% (yoy), kendati melambat dibandingkan tahun 2022. Perlambatan mencerminkan perilaku wait and see konsumen di tengah ketidakpastian perekonomian,” ujarnya Rizki.
Rizki menjelaskan, Maret 2024, Inflasi Sulawesi Selatan tercatat 0,38% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi Februari 2024 yang sebesar 0,30% (mtm) namun masih di bawah inflasi Nasional Maret 2024 yang tercatat sebesar 0,52% (mtm).
Inflasi tersebut secara umum didorong oleh peningkatan permintaan masyarakat terutama di periode Ramadhan & Idul Fitri (sesuai pola historisnya) di tengah belum pulihnya pasokan.
Untuk komoditas beras, bergesernya masa panen raya ke April 2024 berdampak pada terbatasnya pasokan dan tingginya harga beras di masyarakat. Demikian pula dengan telur yang masih mengalami kenaikan harga akibat tingginya harga jagung pakan.
Terbatasnya pasokan cabai rawit pasca panen raya Januari -Februari 2024 juga turut andil dalam inflasi pada Maret 2024. Komoditi barang & jasa lainnya yang turut mempengaruhi inflasi bulan Maret 2024 yaitu angkutan udara, emas perhiasan, dan rokok kretek.
Namun demikian, masih tingginya pasokan komoditas tomat, ikan teri, cabai merah dan bawang merah menjadi faktor penahan inflasi yang lebih tinggi secara bulanan.
Sejalan dengan hal tersebut, secara tahunan inflasi Sulsel tercatat sebesar 2,75% (yoy), lebih rendah dibandingkan Nasional yang sebesar 3,05% (yoy).
Laju inflasi tersebut masih berada pada rentang sasaran inflasi Nasional 2,5±1% (yoy). Pencapaian inflasi tersebut tidak terlepas dari sinergi berbagai pemangku kepentingan yang tergabung dalam kerangka Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). (***)
Comment