MAKASSAR,DJOURNALISTA.com – Badan Pengawas Pemilu memperketat pengawasan rumah ibadah jelang natal dan tahun baru (Nataru). Langkah itu dilakukan dalam upaya pencegahan pelanggaran di masa kampanye.
Anggota Bawaslu RI Kordiv Pencegahan, Parmas dan Humas Lolly Suhenty mengatakan ada tiga langkah yang dilakukan pihaknya dalam mengawasi tempat ibadah.
Pertama, metode secara melekat, kedua tracking melalui media, dan membuka posko pengaduaan pelanggaran.
“Tiga hal ini yang kami lakukan dalam melakukan pengawasan terhadap tempat ibadah di momentum nataru,”ujar Lolly kepada awak media seusai menghadiri kegiatan sosial pengawasan partisipatif bagi komunitas pemuda di kantor Bawaslu Sulawesi Selatan, Jalan Andi Pangerang Pettarani pada Kamis 21 Desember 2023.
Di periode yang lalu, kata dia ada yang salah menyalahgunakan kampanye di tempat ibadah sehingga perlu dilakukan pengawasan secara ketat. Tidak hanya gereja, pura, dan masjid pun akan dilakukan.
“Bila ditemukan ada pelanggaran maka sanksi nya adalah pidana,”ucapnya.
“Saat ini sudah ada yang ramai di Sulsel yaitu di Kota Makassar tapi masih dilakukan kajian,”sambungnya.
52 Persen Pemilih Muda Mendominasi Pemilu 2024
Pemilihan Umum 2024 diperkirakan akan menandai sejumlah perubahan penting dalam lanskap politik Indonesia ke depan.
Pada tingkat populasi menjelang pemilu nanti terjadi perubahan demografi yang ditandai dengan membesarnya jumlah pemilih muda (generasi z dan milenial) yang berusia 17-39 tahun.
Anggota Bawaslu RI, Lolly mengatakan, Pemilu 2024 di dominasi pemilih muda sebesar 52 persen. Dia berharap pemilih muda itu memaksimalkan hak pilihnya karena demokrasi ini ajang pertaruhan bangsa.
“Sayang sekali kalau mereka tidak menggunakan hak pilihnya,”katanya.
Salah satu yang dilakukan Bawaslu, selain sosialisasi ini adalah memberikan edukasi melalui berbagai akun media sosial Bawaslu maupun melalui program populer lainnya yang diturunkan.
“Tujuannya itu tadi, bagaimana mereka terhubung dulu, punya minat dulu, lalu bergerak untuk informasi lain yang lebih banyak. Kedua, situasi hari ini memang, angka 52 persen itu harus menjadi sesuatu,”ucapnya.
“Menjadi sesuatu itu salah satunya mereka harus menyadari dirinya dulu. Hari ini itu teman-teman muda itu harus bisa menjadi aktor dalam kepemiluan. Karena Pemilu ini kan bukan milik mereka yang mencalonkan diri atau milik Bawaslu sebagai penyelenggara, tapi milik seluruh masyarakat, termasuk teman-teman muda,”Sambungnya.
Turut hadir dalam kegiatan itu diantaranya Ketua Bawaslu Sulsel Mardiana Rusli, Anggota Bawaslu Sulsel Saiful Jihad, dan puluhan mahasiswa di Kota Makassar.
Comment