BI Sulsel Gagas Konsep Digital Farming untuk Tingkatkan Produktivitas

Bincang Ekonomi Sulsel 2023. Menyoal Peluang dan Tantangan Implementasi Digital Farming Dalam Mendorong Produktivitas Sektor Ekonomi di Sulawesi Selatan di Hotel Unhas, Selasa 24 Oktober 2023.

MAKASSAR,DJOURNALIST.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan (BI Sulsel) mendorong penguatan “digital farming” atau pertanian digital untuk meningkatkan produktivitas ekonomi di Sulsel.

Hal ini mengemuka pada Bincang Ekonomi Sulsel 2023. Menyoal Peluang dan Tantangan Implementasi Digital Farming Dalam Mendorong Produktivitas Sektor Ekonomi di Sulawesi Selatan di Hotel Unhas, Selasa 24 Oktober 2023.

Ada lima sektor yang memacu pertumbuhan ekonomi di Sulsel yakni, pertanian, perdagangan, industri pengolahan, konstruksi, dan infokom.

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan konsisten menyumbang sekitar 20 persen PDRB Sulsel dengan rata-rata pertumbuhan 3,88 persen (yoy) dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.

Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Selatan M. Firdauz Muttaqin, di sela-sela Talkshow mengatakan, pihaknya akan memulai implementasi ini dengan klaster uji coba di satu lokasi yaitu di Pesantren Himmatul Quran, Kabupaten Gowa. Jika berhasil maka penerapan digital farming akan segera diperluas ke lokasi lain.

Implementasi digital farming sendiri diyakini akan memberikan efek positif dengan penggunaan sumber daya yang lebih efisien, pengolahan yang lebih efektif, dan hasilnya yang lebih maksimal. Bahkan BI memprediksi penerapan ini akan bisa menaikkan produksi hingga 53% dari total produksi pertanian Sulsel selama ini.

“Namun, terdapat sejumlah permasalahan yang menghambat sektor pertanian untuk dapat berkontribusi lebih baik dalam meningkatkan perekonomian Sulsel ke depan. Pertama luas lahan pertanian Sulsel cenderung mengalami penurunan dari tahun 2022 dibandingkan 2020,” kata Firdauz.

Lebih lanjut, kondisi lainnya pada jumlah petani di Sulsel pada Periode Februari 2023 mencapai sebanyak 1,58 Juta orang, kondisi ini mengalami penurunan sebesar 0,03 juta atau -1,89 persen dibandingkan periode Februari 2022 yang mencapai 1,61 juta orang.

Lanjut Firdaus, melihat kondisi tersebut, diperlukan suatu strategi yang kiranya dapat mendorong sektor pertanian di Sulsel untuk dapat berkembang dan berkontribusi lebih baik. Salah satunya yaitu mengimplementasikan teknologi pertanian dan teknik digital farming.

Melalui digital farming, petani diharapkan dapat meningkatkan akurasi dan presisi dari penggunaan sumber daya pertanian dengan menghasilkan output yang optimal dengan bantuan otomasi IoT (internet of things).

“Peralatan IoT yang digunakan dapat mengatur waktu dan kuantitas irigasi, penggunaan pupuk, sesuai dengan faktor cuaca, keadaan tanah, faktor lainnya sesuai dengan kebutuhan tanaman secara akurat. Platform Digital juga dapat memperluas akses petani baik dari sisi akses permodalan maupun akses pasar,” ujarnya.

Sementara, Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Wilayah BI Sulsel Febrina mengungkapkan, Bank Indonesia mendorong 33 kantor perwakilan di daerah untuk mengembangkan Klaster Petani dan UMKM binaan dengan memberikan eksposur digital farming.

Ia menyebutkan, hingga 2023 telah terdapat 93 UMKM atau petani yang dilibatkan dalam program Digital Farming.

“Outcome yang diperoleh yaitu UMKM dan Klaster Binaan memperoleh akses pemasaran yang lebih luas dengan adanya peningkatan kualitas pada produk yang dihasilkan,” terangnya.

Khusus di Sulawesi Selatan, katanya, BI Sulsel memberikan pendampingan dan bantuan terhadap Gapoktan Harapan Jaya di Kabupaten Gowa sebagai produsen padi dengan luas lahan 270 Ha. Bantuan yang diberikan yaitu berupa bantuan teknis untuk penanaman menggunakan Pola Tanam Hazton, Alat Sensor, dan akses kerja sama terhadap platform digital mitra Bank Indonesia.

Sejauh ini, dampak yang diperoleh Gapoktan yaitu adanya peningkatan produktivitas produksi padi, akses pasar yang lebih luas melalui online platform digital yang digunakan.

“Ke depan, BI Sulsel akan terus mendorong peningkatan sektor pertanian Sulsel melalui implementasi strategi yang tepat guna dan didukung oleh kebijakan yang berbasis riset dengan dukungan Lembaga universitas di daerah,” ujar Febrina. (***)

Comment