MAKASSAR,DJOURNALIST.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan menetapka Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu 2024 mencapai 6.670.582 orang yang tersebar di 24 kabupaten kota.
“Pemilu 2024 junlah DPT di Sulsel
6.670.582 orang,”ujar Anggota KPU Sulawesi Selatan Divisi Data dan Informasi,Romy Harminto saat rapat pleno rekapitulasi DPT Pemilu di hotel Arya Duta Makassar, Selasa 27 Juni 2023.
Lanjut mantan anggota KPU Makassar ini mengatakan, untuk daftar pemilih tentu ada kenaikan dari Pemilu 2019 lalu sebanyak 6.159.375 jiwa. Soal kegandaan pemilih ada 135 ribu pada tahap pertama. Dan tahap kedua ada 35 ribu kegandaan.
Sejauh ini untuk kegandaan sudah tidak ada. namun demikian, pihaknya tetap menyikapi masukan dan saran perbaikan dari Bawaslu Sulsel terkait masih adanya kegandaan yang ditemukan dari beberapa kabupaten/kota.
Dari data KPU Sulsel, untuk jumlah pemilih sebanyak 6.670.583 orang dengan rincian laki-laki 3.244.626 orang dan perempuan 3.425.956 orang. Sedangkan jumlah pemilih terbanyak berada di Kota Makassar sebanyak 1.036.941 orang, disusul Kabupaten Bone 587.777 orang, dan Kabupaten Gowa 561.624 orang.
Untuk daerah pemilih terendah berada di Kabupaten Kepulauan Selayar sebanyak 101.175 orang, disusul Kota Parepare 109.653 orang, Kota Palopo 130.107 orang, dan Kabupaten Barru 139.232 orang.
Jumlah Tempat Pemilihan Suara (TPS) di 24 kabupaten kota sebanyak 26.357 unit, tersebar di 313 kecamatan, 3.059 desa, dan kelurahan.
“Meski demikian jumlah DPT ini masih ada perubahan karena saat ini masih Juni 2023 sedangkan Pemilu berlangsung pada 14 Februari 2024,” ucapnya.
Di tempat yang sama, anggota Bawaslu Sulsel, Saiful Jihad menambahkan, mengenai DPT, pihaknya masih menemukan siluman. Misalnya di Kota Palopo ditemukan 16 orang pemilih terdaftar tapi tidak ada orangnya. Sehingga di surati KPU Palopo untuk mengeluarkan nama pemilih tersebut.
“Ada juga ditemukan di Kabupaten Maros.Datanya ada 28 pemilih di Maros sudah MS (memenuhi syarat) tapi ada juga di DPT Makassar, Pangkep empat tapi MS juga di Maros. Ada juga di Toraja dan Luwu Timur,” ucapnya.
Pria disapa Ipul ini mengatakan, rata-rata kasus yang ditemukan adalah kegandaan data pemilih, namun sudah disurati untuk dilaksanakan perbaikan sebelum penetapan DPT Pemilu.
Comment