MAKASSAR,DJOURNALIST.com – Menjadi seorang tenaga kesehatan, harus bisa menjadi pemimpin di dalam tim dan membutuhkan ilmu dan yang tidak kalah pentingnya adalah pengalaman.
Demikian disampaikan Prof dr Abdul Kadir Selaku Ketua Umum IKA Alumni FK Unhas pusat dalam Talk Show “Dokterku Hebat, Dokterku Smart”, di Auditorium Amiruddin, Jumat 26 Januari 2023.
Prof Abdul Kadir bilang saat ini kita menghadapi berbagai masalah khususnya di Indonesia. Masyarakat ekonomi Asean pada saat ini banyak kehadiran dokter asing, banyak investor. Namun masyarakat Indonesia harus menjadi tuan rumah sendiri.
Terutama di era media sosial yang sangat berkembang seperti sekarang, banyak sekali informasi yang kurang tepat terkait dunia kesehatan. Sehingga tenaga kesehatan menjadi keharusan untuk membenarkan informasi tersebut berdasarkan bukti . Di sinilah fungsi seorang pemimpin diperlukan, bisa berdampak positif dan bermanfaat bagi masyarakat.
Seorang tenaga kesehatan tentunya juga sudah dibekali dengan kemampuan pengambilan keputusan saat menangan,di pasien, hal tersebut juga dapat diterapkan saat menjadi seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus berani mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas hal tersebut
Selain itu, memiliki Skill leadership harus punya kemampuan untuk memotivasi, mengarahkan, dan menginspirasi orang lain dalam mencapai tujuan bersama.
“Seorang pemimpin dengan cpskill leadership yang baik mampu mengidentifikasi masalah, mencari solusi yang tepat, serta mengambil keputusan yang bijaksana untuk kepentingan bersama,”katanya.
Pasalnya, secara internal, saat ini kondisi ekonomi masih melemah, perubahan demografi, peningkatan umur harapan hidup, AKI, dan AKB masih tinggi, Stunting, dan masih banyak lagi permasalahan yang terjadi di negara ini.
“ Sehingga Indonesia perlu menambah infrastruktur kesehatan dan tenaga medis untuk mengejar ketertinggalan. Khususnya di daerah. Karena proyeksi belanja kesehatan Indonesia semakin meningkat, dan pasar farmasi dan alat kesehatan juga akan tumbuh setiap tahun,” sebutnya.
Sementara itu, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Syarifuddin Wahid mengatakan, dalam keadaan seperti saat ini, seorang dokter yang memiliki kecerdasan emosional dan spritual yang tinggi akan senantiasa berusaha memberikan yang terbaik untuk pasien dan orang-orang di sekitar nya dan tetap masih dapat menjalani kehidupan pribadinya.
” Bahkan dalam keadaan gawat darurat seorang dokter dituntut untuk dapat berfikir dan berkomunikasi dengan baik, akan tetapi seorang dokter juga merupakan makhluk individu yang juga memiliki kehidupan sendiri,”ujarnya.
Dimana kata Prof Syarifuddin seorang dokter yang baik juga harus rela mengorbankan kesenangannya untuk mendahulukan kepentingan orang lain dengan tetap berpegang pada etika kedokteran.
Tiga hal harus melekat pada dokter. Coba bayangkan diri sebagai dokter dengan menerapkan etika, disiplin, dan hukum. Itulah yang menjadi modal untuk dapat dikatakan dokter profesional. Dan Fakultas Kedokteran merupakan organisasi profesi rumah sakit untuk memfasilitasi para dokter untuk membangun tiga hal tersebut.
Hadir juga Dekan Fakultas Kedokteran Unhas, Prof. Dr. Haerani Rasyid sebagai pembicara dan dr. Erwin Aras sebagai moderator dalam Talkshow “Dokterku Hebat, Dokterku Smart” yang diadakan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.(***)
Comment