MAKASSAR,DJOURNALIST.com – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Sulawesi Selatan menguatkan mesin partai menjelang Pilkada Serentak di 24 Kabupaten/Kota pada 27 November mendatang.
PDI Perjuangan Sulsel menggelar pelatihan Juru Kampanye Daerah yang diikuti 24 Kabupaten/Kota Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di Hotel Liberta Makassar, Senin, 4 November 2024.
Pelatihan ini dihadiri langsung Kepala Badan Riset dan Analisis Kebijakan Pusat PDI Perjuangan, Andi Widjajanto yang memberikan arahan langsung. Serta Sekretaris PDI Perjuangan Sulsel Rudy Pieter Goni, Ketua Bappilu PDI Perjuangan Sulsel Risfayanti Muin dan Wakil Ketua PDI Perjuangan Sulsel Iqbal Arifin.
Hadir juga anggota DPRD Sulsel fraksi PDI Perjuangan periode 2024 – 2029, Alimuddin, Fadli Ananda, Rahmat Muhayang dan Andi Batara Lantara.
Andi Widjajanto mengatakan, fokus pelatihan Juru Kampanye ini menyangkut strategi pemenangan di Pilkada Serentak.
Termasuk evaluasi kerja – kerja elektoral internal PDI Perjuangan dalam memenangkan usunganya.
“Kami sudah melihat dinamikanya, tadi ada hasil survei. Jadi berdasarkan dinamika ini pemantapan lagi untuk menajamkan pesan, apa yang harus dibawa oleh para paslon juga timnya, ketika nanti benar – benar turun menggedor ratusan ribu rumah 20 hari ke depan,” kata Andi Widjajanto.
Di samping itu, Andi Widjajanto menyebut, mengenai strategi pemenangan internal PDI Perjuangan sudah cukup matang. Termasuk saksi – saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Hanya saja dibutuhkan penguatan dalam upaya menggaet pemilih.
“Kalau persiapan saksi, rapihnya organisasi di PDI Perjuangan itu, itu malah hal pertama yang dibereskan. Bahkan sebelum paslon ditetapkan. Biasanya kita langsung tahu ada berapa TPS, TPS membutuhkan berapa saksi, PDI Perjuangan langsung menyiapkan saksinya,” katanya.
“Begitu ada gabungan partai lain, baru kemudian menambah, menebalkan jumlah saksinya, tapi di PDI Perjuangan semua TPS sudah menyiapkan saksinya, hal pertama yang dilakukan, setelah itu baru ada tahapan tahapan penguatan saksi lewat pelatihan pelatihan,” sambungnya.
Andi Widjajanto menuturkan, konstelasi politik Pemilu 14 Februari lalu dan Pilkada Serentak 27 November cukup berbeda. Bahkan kondisi Pilkada lebih dinamis. Sebab koalisi partai. pengusung di Pilpres terpecah.
“Jadi kami PDI Perjuangan berhadapan KIM Plus itu skenario terburuk, ternyata tidak kejadian, yang menunjukkan di daerah karakter dinamika politik lebih cair dan itu lebih menentukan, ” tuturnya.
Sementaara Iqbal Arifin menambahkan, PDI Perjuangan memiliki strategi dalam memenangkan usungan di Pilgub dan Pilkada Kabupaten/Kota. Meskipun koalisi tidak linear.
“Ini Gubernur, Wali Kota dan Bupati yang usung beda – beda, jadi kader kami di daerah harus main cantik,” imbuhnya.
Comment