MAKASSAR,DJOURNALIST.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel menggelar Gebyar Literasi Ramadan 2024 di Baruga Phinisi, Rabu (20/3/2024).
Puluhan jurnalis dan komunitas literasi dilibatkan, dengan tujuan meningkatkan SDM mereka agar mampu menjadi penulis andal dan kreatif.
Selain dihadiri mahasiswa, jurnalis, dan pustakawan, kegiatan ini juga menghadirkan jurnalis senior Andi Suruji yang membawakan materi tentang teknik menulis serta Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Barsihannor yang membahas tentang pentingnya literasi untuk membangun peradaban.
“Kita melaksanakan Gebyar Literasi ini untuk memberikan sharing pengetahuan kepada kaum milenial atau pemuda-pemuda di Sulawesi Selatan tentang bagaimana menulis yang baik, hingga meningkatkan minat baca mereka,” kata Kepala BI Sulsel Rizki Ernadi Wimanda, di sela-sela Gebyar Literasi Ramadan 2024, di Baruga Phinisi Kantor BI Sulsel, Rabu, (20/03/2024).
Rizki berharap kegiatan ini melahirkan para penulis-penulis yang handal dan kreatif di Sulsel, seperti penulis karya La Galigo yang mampu mengedukasi masyarakat tentang sejarah peradaban.
“BI berkomitmen untuk mendorong peningkatan literasi dan kualitas SDM. Pada kesempatan ini, kami mengajak semua pihak untuk bersinergi meningkatkan literasi,” ujar dia.
Selain Gebyar Literasi, program-program pengembangan literasi yang telah digagas BI Sulsel saat ini antara lain, bedah buku dengan berbagai topik, serta membangun Perpustakaan BI bernama Perpustakaan Lontara yang berlokasi di Lantai 1, Kantor BI Sulsel. Perpustakaan BI Sulsel ini akan dijadikan sebagai pusat bacaan yang mudah dijangkau bagi siapapun.
Di kesempatan yang sama, Rizki Ernadi Wimanda juga mengapresiasi tingkat literasi Kota Makassar yang berada pada posisi ke-4 dari 10 besar nasional.
Dimana Perpustakaan RI pada 2023 melansir Makassar masuk 10 besar di tingkat nasional peringkat 4 dengan nilai 74,14.
Olehnya Rizki merasa pentingnya membangkitkan semangat literasi ini dengan menghadirkan pusat bacaan yang mudah dicapai dan menjadi pendorong utama dalam mencapai hal itu.
Sementara itu, Andi Suruji dalam materinya memberikan motivasi bagi para jurnalis dan komunitas literasi untuk lebih giat melahirkan karya. Ia juga mendorong untuk lebih banyak membaca dan menulis. Toh, dua aktivitas tersebut sejatinya tidak dapat dipisahkan.
Secara teknis, Andi Suruji juga memaparkan mengenai tips menulis. Ia bilang menulis adalah proses berpikir, bukan sekadar mengetik. Menurutnya, banyak hal yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan karena menulis sejatinya bukanlah untuk diri sendiri, melainkan untuk publik. (***)
Comment